Bangkalan banyak menyimpan wisata sejarah yang cukup menarik. Sebuah bangunan menjulang tinggi menyerupai menara berdiri di dekat pantai Sembilangan. Orang sekitar menyebutnya dengan istilah LAMPU mercusuar.
Mercusuar Z.M.Willem.III konon merupakan salah satu peninggalan Kolonial Belanda yang ada di Kabupaten Bangkalan, tercatat semenjak tahun 1878. Bangunan ini berdiri menjualang dengan 17 lantai, kira-kira tingginya 90 meter, dengan keseluruhan bangunan terbuat dari besi, mulai dari tangga, jendela, sampai dinding-dinding terbuat dari besi. Dari ujung mercusuar kita dapat melihat dengan leluasa lalu-lalang kapal-kapal dagang besar, dan indahnya matahari sore di Selat Madura. Mercusuar Z.M.Willem ini berada di Kabupaten Bangkalan tepatnya 7 KM ke arah selatan dari pusat Kabupaten, tepatnya di Desa Ujung Piring, Kecamatan Bangkalan. Terus terang banyak hal yang masih saya belum ketahui tentang bangunan peninggalan Belanda ini, sebab di lokasi itu masih minim media informasi yang dapat di akses oleh pengunjung, padahal banyak pengujung yang ingin mengetahui lebih banyak cerita, dan filosofi tentang mercusuar peninggalan kolonial ini.
Mercusuar setinggi 65 M ini terdiri dari 17 lantai dan entah berapa ratus anak tangga. Sejujurnya, saya belum kekurangan pekerjaan untuk menghitung jumlah anak tangga dari dasar hingga puncak menara :D. Total area lahan tempat Mercusuar Sembilangan ini berdiri tidak kurang dari 1 Ha. Sedangkan lampunya mempunyai jangkauan yang cukup jauh, sekitar 20 mil. Perawatan dan operasionalnya dikerjakan oleh 3 orang operator yang tinggal di rumah dinas yang berlokasi tepat di bawah menara.
Wisatawan yang berkunjung kebanyakan berasal dari daerah sekitar Kabupaten Bangkalan. Selain dijadikan sebagai tempat bertamasya, beberapa orang juga sering memanfaatkan lokasi ini untuk melakukan pemotretan prewedding. Biasanya turis jenis ini yang berasal dari luar Bangkalan. Sebagian besar mereka berasal dari Surabaya yang lokasinya memang tidak jauh dari Bangkalan. Selain itu Mercusuar Bangkalan juga sebenarnya dapat dijadikan lokasi hunting fotografi landscape. Sayang sekali saat ini sebuah menara milik salah satu provider telekomunikasi berdiri di dekat menara. Keberadaannya sedikit mengganggu keaslian pemandangan mercusuar.
Jika sedang beruntung, kita juga dapat menyaksikan keindahan sunset Selat Madura dari lokasi ini. Keindahan itu yang tidak saya dapatkan saat berkunjung ke mercusuar ini. Tepat sebelum matahari terbenam, hujan turun dengan derasnya mengguyur Desa Sembilangan. Saya bersama tiga orang teman bahkan harus pulang agak malam dari lokasi.
Memotret mercusuar ini di malam hari ketika lampu-lampu di puncaknya mulai memancarkan sinarnya juga sepertinya akan menarik. Kalau berniat demikian, usahakan untuk datang bersama beberapa orang teman. Kondisi jalanan menuju mercusuar cukup sepi di malam hari sehingga akan lebih aman kalau beramai-ramai.