Legenda Jaka Tarub adalah salah satu cerita rakyat yang diabadikan dalam naskah populer Sastra Jawa Baru, Babad Tanah Jawi.
Kisah ini berputar pada kehidupan tokoh utama yang bernama Jaka Tarub (“pemuda dari Tarub”). Setelah dewasa ia digelari Ki Ageng Tarub. Ki Ageng Tarub adalah tokoh yang dianggap sebagai leluhur dinasti Mataram, dinasti yang menguasai politik tanah Jawa – sebagian atau seluruhnya – sejak abad ke-17 hingga sekarang. Menurut sumber masyarakat di desa Widodaren, Gerih, Ngawi, peristiwa ini terjadi di desa tersebut. Sebagai bukti masyarakat setempat percaya karena terdapat petilasan makam Jaka Tarub di desa tersebut. Rata-rata masyarakat setempat yang sudah lanjut usia tahu jalan cerita Jaka Tarub dengan 7 bidadari. Nama desa Widodaren itu dipercayai masyarakat setempat berasal dari kata widodari yang berarti dalam bahasa Indonesia adalah bidadari. Di desa ini juga terdapat sendang yang konon dulu adalah tempat para bidadari mandi dan Jaka Tarub mengambil selendang salah satu bidadari
Makam Ki Ageng Joko Tarub yang terletak di Dusun Pacanan, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur mempunyai keunikan dan sejarah yang melegenda.
Masyarakat muslim, khususunya dari luar Madura mulai ramai mengunjungi makam Joko Tarub yang dikenal menikah dengan seorang bidadari Nawang Wulan dari kayangan dan memiliki anak bernama Nawang Sari.
Peninggalan yang masih tersisah, berupa musalla atau “langgar” beratap ilalang. Konon, musalla ini ada dengan sendirinya. Dilokasi pemakaman juga terdapat bangunan yang beratap ilalang.
Di dalam bangunan tersebut terdapat empat buah mirip batu nisan dan bertuliskan, Nawang Wulan, Dewi Nawang Sasih, Raden Arjo Bondan Kejawen, dan Nawang Sari. Dan ada pula, kain warna-warni yang dilambangkan sebagai selendang Nawang Wulan.
Kain tersebut diyakini mempunyai manfaat tersendiri, sehingga sebagian pengunjung ada yang membawa pulang. Bagi mereka yang sukses, maka kain itu dikembalikan dan membawa lebih banyak lagi. Anehnya, kain tersebut selalu cukup untuk kebutuhan peziarah.
Keunikan lainnya, berupa pohon bambu yang mengelilingi areal pemakaman Joko Tarub. Bambu-bambu itu dipercaya mampu melanggengkan hubungan cintah-kasih lain jenis dengan cara menulis nama pasangan.
Tak ayal, jika di pohon bambu yang diselamatkan oleh warga sekitar itu terdapat nama berpasang-pasangan.
Para pengunjung juga disediakan minuman teh oleh Kamariyah, seorang ibu yang mempunyai garis keturunan dengan Ki Ageng Joko Tarub. “Minuman ini sekedar menghilangkan dahaga para peziarah,” kata Kamariah.
Sumber : portal madura