Jajanan Khas Pulau Madura, Pecong

artikel tentang: Jajanan Khas Pulau Madura, Pecong

judul artikel: Pecong, Jajanan Manis Khas Pamekasan

 

 

Sebenarnya Indonesia itu sangat kaya, apalagi jika menyangkut urusan makanan yang beraneka ragam tersebar diseluruh penjuru nusantara mulai sabang hingga merauke.

Saat membaca judul mungkin Anda akan bertanya-tanya. Pecong? apaan tuch? Memang namanya sangat menggambarkan sesuatu yang berbau madura. Sebelum saya melanjutkan tentang “pecong”, saya ingin menyampaikan cerita dari orang tua jaman dahulu tentang madura dan makanannya.

Ayah saya pernah bercerita, konon madura pada zaman dahulu sangat terbelakang dalam masalah ekonomi. Meskipun mayoritas masyarakat madura pada waktu itu hidup bertani, namun untuk makan sehari-hari saja susah. Itulah sebabnya nasi jagung dan buje cabbih (sambal cabe dan garam) menjadi ciri khas masyarakat Madura. Nasi putih pada waktu itu adalah makanan mewah yang hanya dapat dinikmati oleh orang kaya.

Jajanan madura zaman dulu masih sederhana dan tidak secanggih sekarang, umumnya bahan utama untuk membuat jajan adalah singkong. mulai dari keripik tette, pastel, kelepon, pecong dan lain sebagainya. Jajanan tersebut sudah umum ditemui jika Anda berkunjung ke Madura. Jajanan tersebut mudah di beli di pasar-pasar tradisional dengan harga yang sangat miring. Pecong adalah oleh-oleh wajib yang selalu diberikan oleh Ibu saya jika pergi ke pasar.

Dalam tulisan ini saya ingin memperkenalkan jajanan khas Pamekasan dengan Cita rasa manis, namanya adalah Pecong. Nama jajanan ini mungkin terasa asing bagi Anda, tidak seperti sate maupun soto yang memang makanan khas Madura yang terkenal ke seluruh penjuru negeri. Informasi tentang pecong juga sangat jarang ditemui di internet. Padahal saking nikmatnya jajanan tradisional ini sampai susah diungkapkan dengan kata-kata. Itulah sebabnya saya mengangkat tulisan tentang Pecong ini dengan harapan pembaca dapat tertarik menikmati cita rasa manis seperti yang sering saya nikmati.

“Pecong adalah makanan tradisional yang terdiri dari apem, cennil, jungkong, ketan hitam dan kolpang yang ditaburi kelapa muda yang diparut kemudian di siram gula merah cair”. Pecong disajikan dengan menggunakan daun pisang, dan uniknya tusuk lidi digunakan untuk menusuk pecong sebagai pengganti garpu. Saat pertama melihatnya saya yakin Anda akan tergiur untuk menikmatinya. Saya juga yakin Anda akan ketagihan untuk mencicipinya lagi jika sudah pernah menikmatinya.

Anda dapat dengan mudah mendapatkan Pecong sebagai sarapan pagi yang nikmat di pasar-pasar tradisional Pamekasan seperti Pasar Kolpajung, Pasar Blumbungan dan lain sebagainya. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau alias harga rakyat. Saat tulisan ini dibuat harganya berkisar antara Rp.500,- sampai Rp.2000,- per porsi. Semoga menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin berwisata kuliner di Madura terutama di Pamekasan. Mari majukan kuliner lokal madura.