Adat Kirab Perahu di Pulau Poteran

Warga Desa di Pulau Poteran, tepatnya di desa Padike, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, menggelar tradisi tahunan kirab perahu hias keliling perairan Pulau setempat.

Asisoris aneka warna warni yang terbuat dari kertas itu menghiasi puluhan perahu, dari tiang sampai tepian perahu, sehingga nampak kemeriahan. Sementara para masyarakat setempat dan para pengunjung berjejer di bibir seraya mengelu-elukan proses kirab perahu tersebut.

Dalam mengekspresian kemeriahan ini, ada perahu yang sengaja memasang replika kuda keatas geladak perahu, demikian sejumlah bahwa puluhan war4ga bergabung dengan para nelayan  juga ikut naik di atas perahu, berkeliling perairan pulau Poteran  sambil berjoget ria dengan iringan musik rancak, mulai musik tradisional Madura, Saronen, sampai  dangdut koplo.

Kirab perahu hias ini adalah ritual tahunan, yang menjadi bagian dari rangkaian acara petik laut. Dengan menghias perahu, para nelayan pulau Poteran ingin menunjukkan wujud syukur mereka, kepada Sang Maha Pencipta.

“Kirap perahu ini merupakan acara tradisi tahunan yang dilaksanakan masyarakat disini”, terang Mulyono salah seorang warga dari desa Palasa. Tujuannya, katanya, selaian rasa syukur atas limpahan hasil dari laut, juga berharap pada musik tangkap ikan berikutnya mendapat hasil yang lebih melimpah.

Acara yang digelar selama tiga hari tersebut, terdapat acara puncak ritual yaitu berupa rokat tase’ atau larung sesaji. “Jadi mereka melarungkan sesajen ke tengah laut, sebagai bagian ritual persembahan.

Biaya untuk merias perahu tidak sedikit, bahkan sampai jutaan rupiah. Namun demikian, ujar Madrai warga setempat yang katanya ikut membantu proses periasan perahu milik tetangganya itu, si pemilik tidak segan-segan membiayai berapa jutapun. “Kami melakukan semua ini penuh suka cita, seperti layaknya perahu yang dihias itu seperti menghadapi lomba hias perahu.”, ungkapnya.

Karena meraka  meyakini, dengan menghias perahu sebagus dan seindah mungkin, merasa seperti memnyampaikan doa yang Sang Khalik. agar mendapatkan keselamatan, serta menjadi berkah berupa hasil tangkapan ikan yang berlimpah di kemudian hari.

Seperti pertunjukan layaknya, puluhan perahu yang mengikati bibir pantai itu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Siapapun boleh naik menumpang perahu selama kapasitas perahu memungkinkan, dan umumnya para penumpang perahu hias itu terdiri dari kerabat dekat atau tetangga pemilik perahu, yang selanjutnya diajak mengitari Pulau Poteran yang tidak begitu luas.

Setelah berkumpul di pesisir desa padike, lima puluhan perahu hias ini akan dikirab berlayar mengelilingi pulau poteran. Arak-arakan perahu kirab ini terlihat menarik, karena seluruh perahu berjalan rapi dan berjejer satu sama lain.

Kirab perahu ini digelar dari pagi hingga sore hari. Walaupun merupakan tradisi nelayan desa, namun para nelayan membolehkan warga desa lain untuk naik ke perahu mereka, dan menikmati hiburan yang tersedia (Lontar Madura)

sumber artikel: http://www.lontarmadura.com