Kerrapan Sapi Budaya Asli Pulau Madura

artikel tentang: Kerrapan Sapi Budaya Asli Pulau Madura

judul artikel: Karapan Sapi, Pacuan Sapi ala Madura

 

 

 

Kerapan Sapi pasti sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang Indonesia. Karapan Sapi merupakan budaya asli dari tanah Madura yang sudah dikenal sejak abad ke-14 M. Pada zaman dahulu sapi merupakan satu-satunya alat Transportasi tercepat yang ada di Madura dan banyak digunakan oleh masyarakat , Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit.

Karapan Sapi merupakan budaya asli dari tanah Madura yang sudah dikenal sejak abad ke-14 M. Pada zaman dahulu sapi merupakan satu-satunya alat Transportasi tercepat yang ada di Madura dan banyak digunakan oleh masyarakat , khususnya masyarakat elite atau kerajaan. Karapan Sapi ini merupakan salah satu contoh budaya dan hiburan bagi masyarakat Madura yang telah turun temurun dilaksanakan.
Karapan Sapi sebuah istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura,Jawa Timur.

Macam-macam Karapan Sapi

  1. Kerrap Keni (Karapan kecil) merupakan karapan sapi yang levelnya se-tingkat Kecamatan saja dengan jarak tempuh sekitar 110 meter. Pemenangnya berhak untuk mengikuti even karapan yang levelnya lebih tinggi lagi.
  2. Kerrap Rajah (Karapan besar) merupakan karapan sapi yang levelnya se-tingkat Kabupaten saja dan pesertanya adalah dari para juara Kerrap Keni dengan jarak tempuh sejauh 120 meter.
  3. Kerrap Karesidenan (Gubeng) merupakan karapan sapi yang levelnya tingkat karesidenan yang diikuti oleh juara-juara dari empat kabupaten di Madura. Tempatnya adalah di Bakorwil Madura yaitu di kabupaten Pamekasan dan tepatnya pada hari Minggu yang merupakan acara puncak untuk mengakhiri musim karapan.
  4. Kerrap Onjangan (Karapan undangan) merupakan karapan sapi khusus yang pesertanya berasal dari undangan suatu kabupaten yang menyelenggarakannya. Karapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu atau peringatan syukuran dan sejenisnya.
  5. Kerrap Jar-ajaran (Karapan latihan) merupakan karapan yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi kerap sebelum turun ke even yang sebenarnya.

Persiapan dan ritual

Sebelum dimulai alat-alat yang harus disiapkan diantaranya : kaleles, pangonong, tali pengikat, joki/sais, cambuk, kalung, selendang, air, ember (tempat jamu) serta saronen (alat musik tiup madura) dengan jumlah sembilan orang menggunakan pakaian adat Madura. Sebelum lomba dimulai, sapi-sapi ini akan di warm up atau pemanasan terlebih dahulu dengan mengelilingi lapangan yang diiringi oleh saronen, gendang, kelenong dan sebagainya sambil ngijung dan menari (penari remaja).

Beberapa menit sebelum dimulai, sapi kerrap tersebut dimandikan kemudian di olesi dengan spiritus yang sudah dicampur balsem dan jahe yang sudah ditumbuk halus. Selain itu sapi juga diberi minuman seperti obat kuat ,ramuan dan jamu rahasia lainnya agar sapi-sapi ini bisa berlari kencang dan kuat. Kaki-kakinya pun dipijat supaya tidak tegang saat perlombaan.

Selain sapi kerrap, pemilik sapi juga melakukan ritual khusus untuk menjaga sang sapi agar bisa memenangkan lomba. Karena pemilik sapi berkeyakinan dengan ritual tersebut dapat membebaskan sapi dari serangan gaib pihak lawannya sehingga perlombaan dapat dilakukan dengan kekuatan sebenarnya. Namun ada juga yang beranggapan ritual pemilik sapi juga dapat menambah kekuatan dari sapinya.

Anehnya para pemilik sapi ini merasa bahwa hadiah yang dimenangkan nanti bukanlah tujuan utamanya. Melainkan kepuasaan dan gengsi yang didapat apabila memenangkan perlombaan karapan sapi ini. Selain itu juga bisa meningkatkan nilai jual sapi yang menjadi juara karapan sapi ini.

Selain sapi yang merupakan faktor utama untuk memenangkan karapan sapi, joki/sais yang biasa disebut tukang tongko juga sangat penting posisinya. Selain bertugas mengarahkan lari sapi-sapi jantan yang melaju kencang, joki juga harus bisa memegang kendali dari garis start, menapakkan dan menyelipkan kaki diantara kayu (kaleles) yang ditarik oleh sapi itu sendiri. Keterampilan lainnya adalah kemampuannya untuk melepas tali kekang dan meraih kayu yang melintang pada kepala sapi apabila telah tiba pada garis finish. Hal ini dimaksudkan agar sapi dapat berhenti dan tidak lagi berlari dengan liar.