Puncak Perayaan Maulid Nabi Tradisi Ghatean Di Kota Pamekasan

Judul Artikel : Tradisi Unik Dari Pulau Madura Guys!!!

Berbagai macam cara dilakukan setiap orang untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad. Masing-masing daerah memiliki kekhasan sendiri. Seperti tradisi ghatean yang merupakan puncak peringatan Maulid Nabi. Seperti apakah perayaannya?

PERAYAAN Maulid Nabi Muhammad SAW di Pamekasan kemarin cukup menarik perhatian warga. Sebab, tidak hanya sekadar menjadi perayaan biasa, perayaan tersebut dirayakan pada acara puncak. Di sinilah keunikan itu terlihat. Acaranya pun digelar di pusat kota, tepatnya di Monumen Arek Lancor atau depan Masjid Agung Ash Syuhada. Salah satu keunikannya karena pemkab sudah menyediakan aneka macam makanan gratis.

Di antaranya buah-buahan, nasi tumpeng, bahkan barang-barang seperti gelas, makanan ringan, hingga kaus dan aneka pakaian lainnya. Selain itu, penampilan musik islami seperti hadrah juga sempat menjadi tontonan warga Pamekasan. Menariknya, alunan musik tak hanya dimainkan, tetapi juga diiringi dengan jogetan islami. Secara bergilir para SKPD (satuan kerja perangkat daerah) menunjukkan kebolehannya. Begitulah saat acara tradisi ghatean dilangsungkan kemarin.

Ribuan masyarakat Pamekasan berkumpul di Monumen Arek Lancor sejak pagi. Mereka merayakan tradisi ghatean (tradisi peduli) yang rutin diselenggarakan Pemkab Pamekasan tiap tahun. Warga mayoritas hadir dengan mengenakan pakaian serbaputih. Mereka pawai bersama sambil membawa berbagai jenis makanan dan buah-buahan untuk dinikmati bersama di tempat itu. Sebelum berkumpul di Monumen Arek Lancor, warga yang sudah berkelompok itu datang dari dua arah sambil membaca salawat nabi.

Itu, sebagai bentuk penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setelah warga berkumpul, mereka meletakkan makanan dan buahbuahan menjadi satu di lokasitersebut dengan membentuk lingkaran. Setelah itu, bersama ulama dan pemerintah, warga berdoa bersama memohon agar selalu mendapat keberkahan dari Allah SWT. Sesuai tujuan dari tradisi tersebut, baik warga biasa maupun pejabat dan ulama, duduk bersama menikmati makanan dan buah-buahan. Sebagian warga terlihat berebut makanan seperti buah- buahan yang disusun tinggi. Menurut Ketua Pelaksana Perayaan Tradisi Ghatean Munafi, tradisi ghatean merupakan kegiatan rutin warga.

Kegiatan itu dilakukan oleh kelompok masyarakat dan Pemkab Pamekasan. Itu sebagai wujud kepedulian dengan masyarakat lainnya. ”Tujuan dari tradisi ini tidak lain adalah untuk kebersamaan dan persatuan umat. Kami semua berbaur menjadi satu,” jelasnya. Wakil Bupati (Wabup) Pamekasan Kadarisman astrodiwirjoyang turut hadir pada acara itu, meminta agar tradisi tersebut selalu dirayakan agar menjadi media pemersatu umat. Terutama untuk menguatkan tali silaturahmi. ”Saya nilai pada perayaan di tahun ini jauh lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Madura. (radar)

Sumber : https://www.maduraterkini.com…

(Visited 238 times, 1 visits today)

Your email address will not be published. Required fields are marked *